CERITA DEWASA META KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak67 Seusai demikian lama saya lalui hidup dengan 2 orang suami disisiku dan udah banyak keasyikan duniawi yang saya dapatkan, pada akhirnya ada rasa risauku. Hati risauku muncul terutama jika Duta tiba dari Jakarta lagi saya tidak dapat melayaninya di dipan karena kodratku menjadi wanita yang perlu terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali. WAJIB 4D
Lagi Mas Pujo karena tiap-tiap hari ada disisiku saya tak berasa demikian kebeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar dan pahami situasiku, sampai Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat berikan peluang pada Duta mengesankan dianya"menggagahi" diriku kalau Duta akan pergi cukup lama, kebalikannya demikian pula bila Mas Pujo akan dinas luar. Ada kemauanku buat mengusahakan alternatif peranku selaku isteri untuk mereka berdua masa-masa tamu"jepang" itu ada. Kemauan itu demikian besarnya mendesak jiwaku karena didorong rasa sayangku pada ke-2 nya.
Sehabis mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan untuk merealisasikan kemauanku itu selanjutnya juga ada. Secara bertepatan saya tengah mengikut arisan ibu-ibu yang teratur dikerjakan tiap-tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan sebagai isteri bos saya cukup mengawasi jarak dengan ibu-ibu lainnya, tetapi tidak tahu selesai datangnya Duta saya bertambah PD serta dekat dengan mereka. Satu diantaranya ibu yang turut arisan teratur itu yaitu isteri orang eksekutif menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita trah Manado dengan Madura kulitnya tidaklah terlalu putih seperti wanita Manado secara umum namun malahan dekati mulato tetapi tampak bersih serta kemel, tingginya lebih kurang 165 cm, dan bodinya cukup ramping meskipun telah memiliki anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata terpenting sisi bawah pusar tak seperti wanita yang sudah memiliki anak saja dan umurnya anyar 35 tahunan. Ia terhitung tak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar jika disaksikan di luar sampai bertambah besar dari ukuran saya.
"Mbak Rien saat ini jadi segar lho.?" bisiknya satu sewaktu ditengah-tengah acara arisan yang bising oleh nada ibu-ibu.
"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak sejak dahulu kan begini-begini saja to." jawabku meskipun ada rasa GR pun dalam hati.
"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap tanggapan kalaupun dikantor ini Mbak termaksud orang masih semlohai (semok molek aduhai) kendati sudah berusia" terusnya.
"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.
"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya memohon.
"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak jika Mbak kasih tahu pula sia-sia wong gak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.
"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.
"Betul ingin tahu..?"
"Ya.!"
"Minum Air liur burung" bisikku sembari merapat ke telinganya.
"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.
"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.
"AH! Mbak guyon!"
"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.
"Itukan biasa Mbak"
"Biasa bagaimana, bila semata-mata ML lagi usai ya biasa jeng namun ada metodenya" jelasku.
"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali satu minggu?" lanjutku.
"Paling sekali ya terkadang kedua kalinya Mbak" jawabannya.
"Bila ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.
"Ya biasa Mbak bercumbu selalu gitulah..! Lagi usai ya telah demikian saja" jawabannya.
"Lho ya udah bagaimana to jeng, hendaknya kan ada pemanasan, permainan lagi pendinginan serta apa jeng Meta terus bisa sampai pucuk?"
"Itu dia Mbak kasusnya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sembari menerawang.
"Terus"
"Ya apabila sudah demikian sangat saya yang sensitif dan kebanyakan hanya dapat menumpahkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.
"Nach itu dia jeng perbedaannya, Mbak dengan Mas Pujo selalu pucuk bahkan juga beberapa kali lho" jawabku.
Kusaksikan mukanya terlihat kagum serta terlihat rasa mau taunya yang terpancar dari matanya.
"Jeng ML itu jika dijalankan secara benar dan suka cita dapat bikin kita tahan lama muda, lantaran kerja hormon-hormon dalam badan kita jadi maksimum" lanjutku memperjelas bak seaorang dokter.
"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" sindirannya.
"Maka dari itu saya ngomong, walau Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah pasti dapat.. Juga.." jelasku berencana memancing reaksinya.
"Juga apa Mbak.?" Tanyanya gak sabar.
"Bahkan juga bila jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo belum pasti ingin" lanjutku sekalian berbisik.
"Ahh Mbak" jawabannya sekalian mencubit lenganku.
Narasi kami usai dengan selesainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik kapan waktu pengin tatap muka kujawab ya kapan pun. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.
Satu minggu seterusnya waktu itu jam 19.00 malam, Duta baru tiba dari Jakarta lagi saya kembali ada tamu jepang jadi saya punya maksud berikan blowjob Duta lagi Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telephone berdering, sebab saya serta Duta nyaris telanjang jadi Mas Pujo yang mengangkut telpon.
"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, tetapi,
"Ya betul, pengin berbicara dengan Mbak Rien..? Sesaat ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali membebaskan pelukannya padaku. Sesungguhnya jalan cerita ini saya yang buat, karena saya mau Meta bisa main kerumah maka dari itu kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi sepanjang tiga hari.
"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali perbincangan.
Kami bicara panjang lebar hingga selanjutnya mengusik percakapan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau menyaksikan saja kami yang mengaplikasikannya berdua. Meta ingin tahu periode saya serta Mas Pujo ingin bercinta disaksikan pihak lain, kujawab jika saya cuman dapat jika orangnya itu Meta, lain tidak lagian sekedar hanya beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas pada akhirnya kuulangi kembali tawaranku serta jawabnya.
"Iya Mbak BT nih anak-anak telah di tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.
"Ya udah to main saja ke rumah, kami semua lagi gak ada kesibukan kok lagian masih sore" jawabku.
"Namun Mbak,"
"Apa?"
"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.
"Gak pa-pa kami hanya berdua kok, gak boleh was-was kelak pulangnya kami antara" jawabku.
"Oke Mbak namun janji lho.. gak perlu dipraktekin sama saya.." pintanya akhiri penuturan.
Kemudian kami tutup penuturan, rumah Meta lebih kurang 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar dan bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang bisa terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awal mulanya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami menanti ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu cuman gunakan piyama tiada dalaman yang memberikan pintu.
"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.
Meta gunakan pakaian rada ketat hingga dadanya yang membusung tampak kabur namun saya sangat percaya lelaki mana saja dapat ingin tahu mau tahu didalamnya, ditambah dengan kancing depan dan belahan dada yang rada kebawah tengah bawahan dia gunakan celana jean terlihat seksi sekali pantatnya.
"Malam, wah.. Jeng Meta gak nyagka lho bila dapat main kerumah tidak kesasarkan?" tanyaku.
Seusai mempersilahkan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya mengusik perkara tempat tidur, Mas Pujo bisa menyaksikan ekspresi muka Meta yang bosan tahu kalaupun dia mulai kepancing birahinya. Lantaran perkataan kami yang menstimulasi saraf telinga Meta serta kami tidak mengucapkannya secara vulgar, tanpa berasa jam perlihatkan angka 9 malam, Meta was-was.
"Mbak telah malam nih Meta pengin minta pamit" pintanya namun matanya terlihat sayu.
"Tidak boleh dahulu tuturnya mau belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian menyaksikan Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D
"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"
Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.
"Gak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari memegangku, kami berciuman, serta sama-sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya lihat episode kami, walaupun begitu saya melakukan secara lembut serta berhati-hati sekali.
"Begini kami melakukan jeng," kataku memaparkan seperti dosen saja.
"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi tidak bergeser.
"Ayolah.. tidak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu kondisi lekas merapat maka duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, lagi digenggamnya ke-2 tangan Meta, Meta menunduk malu.
"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas teknik pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari menyaksikanku.
"Ya, Mas cuman dapat memamerkan teknik pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.
Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan tindakan semacam itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tiada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulang-ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya lumayan lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai menambah laganya, tangannya berubah ke bawah ketiak Meta dan tarik badan Meta kepelukannya. Semuanya ini dijalankan di sofa area tamu, sembari duduk bedempetan.
Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, serta Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat dan sama sama hirup (masalah bersilat lidah benar-benar Mas Pujo benar-benar mahir). Selesai nyaris sepuluh menit mereka sama-sama raba Mas Pujo mempertingkat laganya dari meraba sisi luar terus melepaskan kancing atas busana Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya ke arah ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya dan menjepinya dengan 2 jemari. Saat itu mulut Mas Pujo mulai menjalar ke bawah mengarah belahan dadanya yang sekal.
Tanpa ada diakui Meta tangan kanan Mas Pujo udah menyusup ke punggung Meta serta membebaskan kait BH Meta jadi tampaklah buah dada Meta yang kuat dan melawan, tanpa ada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tidak dapat membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta mulai kerjakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar serta lurus ke bawah pusar. Tanpa ada menampik Mas Pujo justru berikan peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya masih tetap bergelayut di puting Meta, tetapi tanggannya mulai menarik resleting celana jeannya. Meta gak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka situasi nampak redup dan semakin romantis.
Meta udah melempengkan kakinya di sofa sembari kepalanya bersender pada tanganan sofa, sementara tinggal memakai CD warna merah, Mas Pujo belum melepas piayamanya dengan status di atas Meta namun batangnya udah tampak menunjuk sebab diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit pinggir CD Meta dan menariknya kebawah maka dari itu bugil Meta masih tenang sebab barangkali menyaksikan Mas Pujo tidak membebaskan piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun ke pusar terus menciuminya serta meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, ditangani demikian Meta meracau tidak karuan.
"Aduh Mas.. Mbak Meta gak tahan.. oh Mas Pujo"
Saya memberinya code pada Duta, ketika itu Mas Pujo udah mencelupkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2 pahanya pinggulnya terhambat pegangan bangku maka saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karenanya nampaklah gundukan bukit venus yang cantik serta merekah merah maka membantu untuk penetratif.
Perlahan-lahan Mas Pujo mundur dan Duta yang sudah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam keasyikan yang didapatkannya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tak mengira jika ada peralihan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya serta arahkan ke lubang surga Meta, dengan tepat Duta menghentak dan bles..!
"Ahh Mas saya tidak ingin.. tidak ingin" sembari meronta tetapi sekencang kilat saya membelai dan mengulum putingnya, tengah Duta langsung mengancing kaki Meta karenanya Meta cuma dapat mendesis dan pengin berontak namun sebab gempuran rasa nikmat yang gemilang dia cuma menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya gak tahan.. Gak ta.. Hhaan.."jerit Meta sembari melafalkanng napasnya mengincar semuanya otot-otot tubuhya meregang tanda-tanda orgasme sampai.
Duta menandingi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur sampai dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-tama yang nyaris membuat tidak sadar diri. Selesai napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa sebab itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..
"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya was-was sekalian pengin berontak namun penguncian Duta dan kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya bikin ia tidak punya daya.
"Bagaimana Mbak? Saya tidak ingin Mbak, saya pengen sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.
"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menyantaikannya, sekalian kukedipi Mas Pujo buat bersiap menukar statusku.
Mas Pujo merapat dan memulai melumat puting Meta yang samping kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah dan atas Meta jadi naik birahi kembali..
"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok berikut ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, marilah selalu Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta mengartikulasikanng kembali menjajaki orgasmenya yang ke-2 .
Dutapun terlihat mulai berkerenyit dahinya dan kian keras kocokannya, penanda ingin menggapai orgasme karenanya cepat saya ambil sementara Mas Pujo langsung mengambil alih status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tiada memberikan peluang di Meta buat mengontrol napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sekalian mengocak-ngocok batangnya.. Serta..
Creett.. Crett.. Cret..
Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta memandang semuanya sembari mendelik membatasi nikmat sebab kocokan Mas Pujo. Sesudah nyaris 1/2 jam mereka sama sama pacu selanjutnya mulai ada pertanda Mas Pujo serta Meta dapat gapai pucuknya serta..
"Aaahh Mas saya tidak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjajaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo berikan peluang untuk ambil napas sekalian adakalanya masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.
"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta di Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.
Mas Pujo menyelesaikan kocokannya serta mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sembari selalu berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang udah lebam dan berenyut-denyut. Pada akhirnya..
Crett.. Crett.. Crett
Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, barangkali belum biasa tetapi lalu dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.
Kemudian mereka bertiga istirahat atur napas, sembari nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami. Meta mengerling padaku. Saat itu udah jam 11-an malam.
"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sekalian memukul bahuku.
"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.
"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sekalian mengerling ke Duta.
"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.
"Jeng Meta pengen pulang..?" tanyaku kembali.
"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.
Saya dan Duta membawa Meta pulang tengah Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, tukasnya baru kali inilah merasakan multiorgasme yang sekian lama ini cuma keinginan saja. Meta juga berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Sehabis mengantarkan Meta pulang saya mendapatkan kecupan spesial dari Mas Pujo dan Duta ujarnya mereka tidak memikirkan wanita lain sampai kini sebab sesungguhnya sekian lama ini mereka udah berasa cukup hanya dengan layananku. Tetapi kehadiran Meta membikin mereka makin berbahagia. Serta sepanjang 3 hari mereka berdua selalu bisa memberikan kepuasan Meta sampai waktu hari akhir Meta memohon nginap di rumah dan mereka main sampai 4x. Menjadi isteri saya masih tetap resah menyaksikan keperkasaan mereka berdua, tetapi kehadiran Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.
Pembaca yang budiman hingga sekarang hampir 1 tahun saya Meta, Duta serta Mas Pujo tanpa Jhony melaksanakan ini. Meta jadi rajin memiara dirinya sendiri serta dia kian berbinar dia amat menyukai Mas Pujo meski begitu kami seluruhnya berbahagia. Ada pembaca yang menjajakan kepadaku untuk ML tetapi minta maaf saya gak bisa sebab saya cuma dapat untuk Dutaku serta Mas Pujoku, kemunculan Meta sebetulnya tidak mereka perlukan pula tetapi karena telah terlanjur jadi kami sependapat melanjutkan entahlah hingga kapan yang pasti kami sama-sama mencintai