BODYKU YANG SUPER HOT ENAK DIPERKOSA DENGAN RASAKAN SANGAT NIKMAT, Hasrat-Bispak67 Lebih dari pada tiga tahun saya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, majikanku ini populer kaya dan baik ditambah lagi ia yakni kades dan dihormati oleh orang-orangnya, majikanku ini yang memiliki nama Bapak Dimas, waktu bekerja di tempat ini saya rasakan nikmat tak nikmatnya jadi pembantu, serta peristiwa sepanjang tinggal di sini saya pernah disetubuhi.
Malam itu amat panas sekali saya pengen tidur saja sulit setelah itu saya bukalah jendela kamarku biar anginnya masuk ke kamarku serta saya ganti baju dengan daster tipis saya mennyalakan kipas anginnya baru saya dapat tertidur nyenyak. Yang membuat saya kebingungan di saat itu saya jadi punya mimpi dengan pengemudi pribadinya Bapak Dimas.
Namanya Pak Aris dalam mimpiku ia mencatatngiku serta memegangku tiada pakain dan telanjang keseluruhan, meskipun umurnya yang udah tua tetapi tubuhnya itu yang kekar seperti orang umumnya fitnes, beliau punyai tubuh yang kekar serta berotot.
Dan yang membuatku geli ialah buah terong yang menggantung elok di pangkal pahanya. Ih, demikian menggemaskan.Perlahan beliau dekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang udah terbuka bebas.
Entahlah mengapa belaian Pak Aris berasa demikian fakta, seperti tidak dalam mimpi. Sampai waktu bibir tebalnya mulai melumat kupingku saya sempat tersentak serta perlahan terlindungi dari tidurku. Akan tetapi begitu terkagetnya saya saat mengenali apa yang sesungguhnya berlangsung.
Nyatanya apa yang saya rasakan barusan tidak cuma mimpi. Di depanku rupanya betul-betul ada figur Pak Aris yang memegang badanku.Pak Aris! Apa yang Bapak kerjakan? Saya menggerakkan badan Pak Aris kuat-kuat maka ia terjengkang ke belakang.
Selekasnya saya tutupi badanku yang rupanya pula hampir telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Udah lama saya mengubur hasratku padamu! Kembali Pak Aris coba memeluk badanku. Tetapi kembali saya memajukan badannya kuat-kuat ke belakang.
Pergi! Gertakku.Atau saya bakal teriak!Silakan teriak! Buang waktu saja kamu teriak. Sebab tak kan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga barusan sore udah pergi ke Bandung buat berlibur! Semakin lebih baik kamu taati saja hasratku!Pak Aris tersenyum sinis.
Saya lebih ketakutan saat Pak Aris kembali dekatiku. Selekasnya saja saya melonjak dari dipan serta coba lari menjurus pintu dengan keadaan telanjang. Akan tetapi naas! Saya kalah cepat dengan Pak Aris.
Secara sekejap, dia membekukku dari belakang serta menjepitkan badanku ke dinding. Ke-2 tangannya mencengkam kuat lenganku ke atas tembok, sedang ke-2 kakinya mengancing kakiku maka saya susah buat bergerak.
Saya berusaha untuk meronta maksimal. Tetapi sia-sia, tenaga Pak Aris benar-benar semakin lebih kuat dibanding tenagaku yang cuma seorang wanita. Kian kuat saya meronta, kian kuat genggaman Pak Aris di Badanku.
Tolong, Pak! Bebaskan saya! saya menangis serta mengemis terhadap Pak Aris. Akan tetapi buang waktu saja. Beliau tak dengarkan perkataanku. Sampai dengan liar Pak Aris menikamiku dengan ciuaman mautnya.
Lambat-laun tanagaku terkuras habis. Badanku jadi lemas. Saya tidak dapat melakukan perbuatan apapun kembali. Yang dapat saya kerjakan cuman pasrah dan ikuti peraturan mainnya Pak Aris.Perlahan genggaman Pak Aris mulai mengendor.
Tindakannya yang sebelumnya kasar mulai melunak dan beralih menjadi halus. Bahkan juga saya akan masuk dalam bermainnya sewaktu secara halus Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.
Saat itu kakiku berasa lemas serta lesu. Saya gak kuat kembali menumpang berat tubuhku sendiri, maka dari itu saya mulai terkulai. Tapi dengan gesit, Pak Aris selekasnya tangkap badanku, mengusungnya lalu menuntunku ke atas dipan.
Sejenak tebersit di muka Pak Aris sebuah senyuman kemenangan. Lalu secara halus dia mulai melumat bibirku. Entahlah mengapa saya tidak sanggup untuk menampiknya. Juga ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalasnya lumatannya itu.
Nach, demikian donk Lis! Bila seperti ini kan lebih sedap! kata Pak Aris suka.Saya tersenyum tersipu-sipu.Bapak betul, barangkali lebih bagus saya mengikuti bapak dari mula barusan. Bahkan, telah lama pun saya tak mendapati sentuhan laki laki.
Kembali Pak Aris tersenyum puas.Trus, ngapain kamu barusan pakai coba berontak, Lis?"Barusan saya hanya terkejut saja. Dibalik tampilan bapak yang bersahaja, kok begitu tega bapak coba menggagahi saya.
Namun, ah biarlah! Yang pentingkan saat ini saya menjadi punya Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Kecupannya mulai merembet lewat leherku lantas turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar sapu kulit dadaku maka dari itu memunculkan kesan khusus yang lebih membuatku ibaratnya terbang ke angkasa.
Kecupan dan jilatan Pak Aris lagi bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah repot di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Tidak boleh siksa saya semacam ini! rengekku.Pak Aris tidak mempedulikan ucapanku.
Malahan dia malahan menyibakkan rumput-rumput liar yang merintangi pintu goa darbaku.Wah, Lis! Begitu indah memiaw kamu. Berwarna merah muda dengan baunya yang merebak. Oh, benar-benar mengagumkan.
Bagai sekuntum mawar merah yang sedang merekah pada pagi hari. Pastilah kamu menjaganya secara baik. Oh, Lis! Saya sukai sekali dengan memiaw yang sebagai berikut!Perlahan Pak Aris menjulurkan lidahnya dan sapu permukaan klitorisku.
Berasa kasar, memanglah. Tetapi nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, saya telah tak tahan kembali. Saya lagi mengemis terhadap Pak Aris. Tapi ia selalu permainkan emosiku. Pada akhirnya saya cari ide lain.
Saya coba menggerayangi badan kekar Pak Aris sekalian melacak buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Serta tidak sulit buatku untuk mendapatkan buah terong sebesar itu. Secara halus serta manja, saya mulai mengocak tangkai kont*l Pak Aris dibarengi dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem terbuka.
Perlahan-lahan saya menuntun kont*lnya ke arah memiawku yang telah basah. Tetapi dengan nakal, Pak Aris cuma tempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.
Berasa geli, memeng. Tetapi kesan yang saya rasakan berasa sangat nikmat. Tidak pernah saya merasai yang sebagai berikut.Oh, Pak Aris! Ayolah.saya sudah gak tahan kembali, cepat memasukkan donk!Saya telah tak dapat tahan ditangani begitu.
Perlahan-lahan saya meningkatkan bokongku ke atas untuk menyongsong kejantanan Pak Aris yang udah ngaceng. Selanjutnya saya tekan bokong Pak Aris ke bawah agar kont*l itu dapat masuk dengan prima.Narasi Sex Setubuhi,Narasi Porno gagahi,Cerit ngentot Cabuli,Narasi Porno tiduri,Narasi Hot Tiduri,Tiduri Kenikmatan
Aaarrrghhh! saya menjerit kecil waktu tangkai kont*l Pak Aris yang besar itu tembus lubang vaginaku. Sebelumnya berasa geret serta perih, sebab ukuran k*ntol Pak Aris memanglah besar serta panjang kalau ketimbang dengan punya suamiku.
Tapi selesai buah terong itu terbenam sesaat dalam lubang vaginaku, rasa perih itu perlahan-lahan berganti jadi rasa nikmat.Pelan-pelan Pak Aris mulai mengayunkan bokongnya naik serta turun.
Hooohh.., Pak! Ssstt, sedap Pak! saya jadi bicara gak karuan.Mari, Lis!Goyangkan pan..tatmu! Ooohhh!Saya mengikuti kata Pak Aris. Kucoba untuk ikuti irama serta beberapa gerakan nikmat yang tengah dilakukan Pak Aris.
Gesekan-gesekan lembut di antara tangkai kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku berasa sangat nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan bokongmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris terlihat demikian nikmati permainan kami.
Kusaksikan mukanya menengadah dengan mata terpejam, seakan menjiwai sedotan dari vaginaku. Kadangkala dari bibirnya kedengar lenguhan dan desisan kepuasan.Aku juga nikmati sikatan-sodokan baik tangkai k*ntol Pak Aris.
Sampai saya merengkuh badan kekar Pak Aris dengan kuat. Seakan tidak ingin stop dari permainan itu. Keringat mengucur cepat lewat pori-pori badan kami, maka dada area Pak Aris yang dengan bulu halus nampak cemerlang sebab basah oleh keringat.
Saya tidak menduga, nyatanya di umurnya yang gapai 1/2 masa itu, Pak Aris masih punyai stamina yang sempurna. Hingga saya kelabakan hadapi goyangan serta sikatan mautnya.
Sampai pada akhirnya saya merasai ada suatu yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, pengin ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Saya tidak kuat kembali mencegah suatu hal yang menyudutkan keluar dalam rahimku.
Tapi Pak Aris masih tetap mengayunkan kont*lnya masuk-keluar serta menusuk-nusuk goa darbaku. Serta sesaat lalu, saya pula merasai tangkai k*ntol Pak Aris mulai nyut-nyutan di dalam vaginaku.
Hingga akhirnya.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyemburkan deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun lantas jatuhkan diri ke segi badanku. Napasnya nampak terengah dan nampak kecapean.
Oh, Pak Aris! Bapak memang sungguh bagus. Telah lama saya tidak rasakan nikmat sebagai berikut. Terima kasih ya Pak! Saya merengkuh badan Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada bagian Pak Aris sembari mengelus-elus bulu-bulu halus yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Secara halus juga Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, nyatanya digagahi itu tak selama-lamanya tidak nikmat. Ini kali malahan saya berharapnya kembali.