CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH NIKMATI DIENTOT MALING

CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH NIKMATI DIENTOT MALING


CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH NIKMATI DIENTOT MALING, Hasrat-Bispak67 Mendadak sebuah suara keras menggugah kami di larut malam. Fatimah istriku merengkuh lenganku karena amat ketakutannya. Nada itu tiba dari arah dapur. Kayaknya kaca yang jatuh acak-acakan. Instingku menjelaskan ada sesuatu hal yang tidak rampung ada dalam rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha meredam saya. Dengan berhati-hati saya bangun dan buka pintu dan mengambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang benar-benar waktu ada figure asing di bawah jendela dapurku. Kelihatan di lantai kaca jendela pecah berantakan. Nyata ia ini maling yang akan mengambil dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya begal ini berdiri serta ambil langkah pendek menyikat pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut dan jambangnya yang tidak bercukur tampak demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap serta celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberi ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya benar-benar lelaki yang tidak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Memandang tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali lagi ke kamar tidurku serta tutup pintunya. Tapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras mendesak untuk menggembok kebalikannya maling itu terus memajukan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tetapi suara itu pastilah buang waktu. Rumah kami ialah rumah baru di perumahan yang belumlah banyak penghuninya. Tetangga paling dekat kami yaitu Pak RT yang jaraknya kurang lebih 30 rumah kosong, yang masih belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang lain yakni bentang kali dan sawah yang luas berpetak-petak. Semenjak pernikahan kami dua tahun lalu, berikut ini rumah credit kami yang baru kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil dan dorong pintu itu dengan pastilah dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan lega masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tidak berteriak-teriak sekalian memberikan ancaman akan menggunting leherku. Istriku sekejap ‘klakep' sepi. Sembari menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya dicapainya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya tampak sapu ruang keluarga dan menarikku merapat ke dalam lemari perlengkapan. Jelas di nyari-nyari benda bernilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di topangkkan jenis-jenis perabotan. Dengan 1/2 membanting ia menggerakkan saya supaya duduk di lantai. Ia me-lakban tangan serta kakiku lantas mulutku sampai saya sungguh-sungguh bungkem. Pada kondisi tidak berdaya saya diambilnya kembali pada kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sekalian menangis histeris. Akan tetapi itu cuma sejenak.


Maling ini benar-benar profesional serta berdarah dingin. Ia cuman omong,


"Diam nyonya cantiikk.. Tidak boleh bikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' dan sepi.


Kelihatan maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset serta pesawat radio di kamarku. Ia kelihatannya memikir. Segalanya aku saksikan dalam kelumpuhan dan kebisuanku sebab lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya dipojok tempat tidur sebab shock dan histeris dengan kejadian yang berlangsung. Dengan lakbannya dia segera bekap mulutnya dan direbahkannya badannya di tempat tidur. Saya tidak mampu apapun cuman bisa tergeletak dan berkedip di lantai. Saya menyaksikan bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Nyatanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi tempat tidur kayu kami. Demikian juga pada kakinya. Ia bentangkan serta ikat di kaki-kaki dipan. Dan pada akhirnya yang berlangsung yakni saya yang tergeletak lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang serta terlilit di dipan pengantin kami.


Hatiku benar-benar tak sedap. Saya waswas maling ini lakukan perbuatan di luar batasan. Lihat figurnya, tampak ia ini orang kasar. Badannya kelihatan kuat dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada lebih kurang 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sembari memarahi,


"Diam nyonya cantiikk.." saat lihat istriku yang tampak amat seksi dengan kemeja tidurnya yang serba mini sebab udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengen makan dahulu ya sayaang.. Gak boleh beberapa macam". Ia nyelonong keluar tuju dapur. Dasar maling tidak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Kelihatan istriku berontak melepas diri dengan percuma. Adakalanya kelihatan matanya kuatir dan ketakutan Melihat saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku dengan tujuan melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Setelah makan maling itu gelatakan membukai Pelbagai almari dan laci-laci di dalam rumah. Ia gak dapat peroleh apapun sebab kami tidak miliki apa- apa. Saya pikirkan begitu parasnya bakal sedih sebab kecewa. Kudengar suara gerutu. Kedengarannya ia geram.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruangan tidur kami. Buka almari baju dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan palsu istriku.


Sebab gak memperoleh apa yang dicari Maling mengarahkan tujuan frustasi. Ia pandangi istriku yang terlentang dalam ikatan di dipan. Ia merapat sekalian mendamprat,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang cemerlang berotot bergerak mendapat busana tidur istriku setelah itu menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Serta yang lalu terlihat terekspos ialah bukit kembar yang demikian cantik. Payudara Fatimah yang paling ranum dan padat yang memanglah tanpa ada BH tiap-tiap jam tidur. Kelihatan sekali paras maling itu takjub.


Saat ini saya serius benar-benar takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya lihat terdapatnya perombakan raut parasnya. Sehabis tak mendatangkan uang atau benda bernilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa punya hak mendapatkan alternatif yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah serta dengan lagi melihati buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian tempat tidur.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik lantaran kaki dan tangannyaterikat lakban itu. Dan tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan suara dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata serta menangis, menggeleng-geleng kepalanya sekalian keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menstimulasi ia makin biadab. Tangan-tangannya tanpa dengan kuatir mengelus- elus kemudian meremas-remas buah dada Fatimah dan bagian badan sensitive yang lain. Masalah ini betul-betul membuat darahku menggelegak geram. Saya harus melakukan perbuatan suatu hal yang bias menyudahi semuanya ini apa saja dampaknya. Yang setelah itu dapat kulakukan merupakan gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk selanjutnya menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget akan tetapi sekalipun tak bergerak.


"Hey, brengsek. Pengen ngapain kamu. Tidak boleh jenis-jenis. Gak boleh kacaukan istrimu yang tengah nikmati pijitanku,"ia memarahi saya. Serta saya segera patah semangat. Saya mustahil melakukan perbuatan apapun kembali. Sekarang cuman batinku yang meratap momen ini.


Serta yang berlangsung selanjutnya ialah suatu Yang serius menakutkan. Maling itu menarik robek semua baju tidur istriku. Ia serius membuat Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Lalu ia rebah rapatkan badannya disisinya. Istriku terlihat bak rusa jatuh dalam sergapan serigala. Serta saat ini pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak untuk nikmati badannya.


Ia tidak sanggup berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya semakin memahami begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu sisi-sisi badannya tampilkan sensualitas yang jelas silau tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, perjumpaan lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman banyak lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking amat melawan. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian hebat memesona syahwat. Saya sendiri heran bagaimana saya dapat menimang dewi secantik ini.


Serta saat ini maling beringas itu menenggelamkan parasnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang Kedengarannya usaha berontak dengan menggelinjang-geliatkan badannya yang ditegaskan percuma. Dengan kian sadis gairah nyolongnya saat ini berganti menjadi  hasrat binatang yang disanggupi birahi.


Ia menyerobot menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Berikut ini acara pesta besarnya. Ia kemungkinan tidak pernah memikirkan akan mencicip nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini menyerobot ke pinggiran pinggul Fatimah dan naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sekalian tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta terlihat kadangkala sedikit mencakar menyalur gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar sebatas gumam dengus mulut tersumpal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai pernyataan penolakannya. Barangkali ketakutan dan kelelahannya bikin stamina-nya ‘down' dan lumpuh. Sementara si maling selalu melumati perut dan menjilat- jilat sisi-sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH NIKMATI DIENTOT MALING

Kebringasan dan kebrutalan selera syahwat maling ini bertambah melejit ke pucuk. Terang akan meniduri istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari tempat tidur serta secara cepat melepaskan T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya. Saya kagum. Maling itu punya bodi badan yang paling atletis dan menarik menurut ukuran penampilan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat lantaran keringatnya kelihatan dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti pelaksana binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya benar-benar cocok sekali.


Yang membuat saya terperangah ialah kemaluannya. kont*l maling itu demikian memesona. Ada dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan lantaran kerasnya tekanan darah syahwatnya yang memojokkaninya. Besar serta panjangnya di atas rerata kemaluan orang Asia dan tampak sangatlah cocok dalam warna hitaman semula lantas sedikit belang kecoklat-coklatan di leher dan ujungnya. Lubang kencingnya ada dari belahan bonggol yang mekar menentang. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awal mula yang kutemui dari rambut serta jambangan yang tidak bercukur dan busananya yang dekil langsung hancur demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia tampak benar-benar jantan ragam jago.


Dalam ketakutan serta cemas istriku Fatimah menyaksikan saat maling itu bangun serta dalam waktu cepat melepas busananya. Demikian lelaki maling itu betul-betul telanjang saya memandang pengubahan di wajah serta mata istriku. Muka serta penglihatannya terlihat kagum. Yang belumnya layu serta kuyu sekarang sadis dengan mata yang membelalak. Sebab barangkali ketakutannya yang makin jadi atau karena terdapatnya 'surprise' yang tampil dari pribadi lelaki telanjang yang sekarang ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu tidak dilepaskan sampai ekor matanya mengikut dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Kendati pun saya gak berani mengaitkan dengan cara nyata, menurut pendapatku paras ragam itu ialah muka yang didera keinginan birahi. Apa ada birahi Fatimah bangun dan berambisi pada lelaki maling yang dengan beringas udah mengikat dan menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau 'surprise' yang disajikan lelaki itu sudah membalik 180 derajat dari takut, berang dan tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menerpa semuanya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang sayang dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari tempat tidur dan merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mencapai kaki Fatimah yang terlilit dan memulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku lantas mengulumnya.Cerpensex


Saya lihat kaki Fatimah yang seolah disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta serta meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki untuk berontak atau mencegah kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu lagi menyerbu dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia melaksanakan di ke-2  tungkai kaki istriku untuk memulai lumatan dan jialatan seterusnya ketujuan pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan triknya maling itu benar-benar berniat Jatuhkan martabatku menjadi suami Fatimah.


"Mas, istrimu sedap sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di sini yang tergelimpang ragam tangkai pisang gak punya daya cuma dapat menerawang serta menelan ludah.


Akan tetapi ada yang mulai merambati dan merasuk ke sanubariku. Saya ingin mengetahui, jenis apa muka Fatimah saat kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Serta kemauan tahuku itu nyatanya mulai menstimulasi syahwat birahiku. Dalam terkapar sekalian mata tidak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang ayu kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi dan menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang di tiap rambahannya. Akan tetapi yang bikin jantungku berdegap kuat yakni geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya betul-betul tidak memandangnya selaku perlawanan seorang yang tengah disakiti serta dirampas kehormatannya. Istriku tampak demikian terbenam nikmati tingkah maling itu.


Saya menegaskan jika Fatimah udah terbenam dalam selera seksualnya. Ia menggelinjang-geliat dan menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah dirundung kegatalan birahi yang paling hebat serta saat ini nuraninya lagi jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Saat itu saya usaha masih memikir positip. Kalau amat berat menampik rayuan syahwat sebagai halnya yang dirasakannya. Secara lambat dan pastinya kont*lku sendiri makin keras serta tegak melihat yangharus saya lihat itu.


Dan klimaks dari pertempuran ‘perkosaan' itu berlangsung. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap serta mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Gak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya lebih diangkatnya tinggi-tinggi. Ia kelihatan ingin raih orgasmenya. Bukan main. Kebanyakan sangatlah sukar buat Fatimah mendapati orgasme. Ini kali belumlah juga maling itu mengerjakan penetratif ia sudah dekat pada pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah mendapat orgasmenya.. Nittaa..


Ia membawa tinggi bokongnya dan masih tetap Diangkatnya sampai sekejap sekalian terkejat-kejat. Tampak biarpun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah akan meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengungkap begitu nikmat syahwat sedang menimpanya. Tersebut yang dapat diperlihatkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke tempat tidur.


Dan si maling paham. Saat sebelum terburu Fatimah Kepayahan ia naik menindih badan istriku dan memandu kont*lnya ke lubang vaginanya. Sekian kali ia mengocak kecil sebelumnya lantas kemaluan yang cukup besar serta panjangnya itu menembus dan lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang nampaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang serta membawa-angkat bokong serta pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Melihat momen itu. Terutama bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku begitu terbendung oleh celana sempitku. Saya gak sanggup melaksanakan apapun buat Membebaskan dorongan syahwatku.


Pacuan maling itu kian cepat dan kerap. Saya yakini kalau maling itu lagi dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang makin kuat kaku tampak licin berkilat sebab cairan birahi yang memulasinya kelihatan seperti piston diesel masuk keluar menembusi mem*k istriku. Saya renungkan begitu nikmat menyerang istriku. Dengan situasinya yang masih tetap terlilit di dipan, bokongnya kelihatan turun naik atau mengegos menyahut pompan kont*l lelaki maling itu.


Sesaat lagi spermanya dapat muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Dan Kedengarannya istrikupun dapat mendapat orgasmenya kembali. Orgasme berturutan. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Akan tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia akan jemput orgasmenya yang ke dua.


Saat pucuk orgasme dan ejakulasinya bertambah dekat, lelaki itu dekatkan parasnya ke muka Fatimah dan tangannya mencapai lalu melepaskan lakban di mulut istriku. Tapi ia gak memberikannya peluang buat teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya lihat mereka sama-sama berpagut. Dan itu bukan pagutan paksakan. Istriku terlihat menyahut lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu lepaskan cepat pagutannya serta sedikit bangun. Ia menyikat pisau dapur masih berada di dekatnya. Dengan semasing sekali babatan ke-2  ikatan tangan Fatimah bebas. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tanpa bimbang dan sangsi demikian terlepas tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Sekarang saya lihat persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pula mendesis luar biasa, tidak ada pembicaraan akan tetapi terang, ia kembali raih orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat melepaskan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta menanamkan kukunya. Terlihat bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat cedera serta berdarah.


Masih sejenak mereka dalam sebuah dekapan saat sebelum selanjutnya lelaki maling itu bangun dan menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku terus melihat spermanya yang kental tumpah ruah tumpah dan menetes dari lubang vagina Fatimah. Sekejap mata maling itu melihati badan istriku yang terlihat loyo.

Post a Comment

Previous Post Next Post